Kemdiknas Berubah jadi Kemdikbud?

CIKEAS -- Menteri Pendidikan Nasional (mendiknas) hampir dipastikan memiliki dua wakil menteri, yang masing-masing nantinya akan membidangi pendidikan dan kebudayaan.

Kendati belum ada pernyataan resmi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, namun ada tanda-tanda nama Kemendiknas akan berubah menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Salah satu tanda itu terlihat dari pernyataan Musliar Kasim, Inspektorat Jendral Kemendiknas, usai menghadap Presiden SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/10). Dia sudah menyebut nama Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Baru saja saya bertemu dengan bapak Presiden dan bapak Wakil Presiden, menegaskan kepada saya untuk membantu beliau menjadi Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, bidang Pendidikan," ujarnya.

Kemendiknas akan ada dua Wakil Menteri, satu bidang pendidikan dan satu bidang kepariwisataan (kebudayaan). "Saya ditugaskan di bidang pendidikan," kata Musliar, saat keterangan pers, di Cikeas, Jumat (14/10).

Sedianya, SBY siang tadi dijadwalkan memanggil calon Menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, yang akan digeser, diganti pada reshuffle kabinet yang segera dilakukannya. Namun, ternyata yang bertemu SBY barusan, adalah Cawamen.

Sementara itu, Musliar yang juga mantan Rektor Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, itu mengaku  SBY memberikan kepercayaan kepadanya untuk mengembangkan dunia pendidikan di Indonesia, guna menghasilkan orang-orang yang cerdas dan berkarakter. "Yang cocok dan bisa diterima pasar untuk meningkatkan nation competitif," kata Musliar. (boy/jpnn)

JPNN.com, 14 Oktober 2011

» Read More...

Learning Management System

A learning management system (commonly abbreviated as LMS) is a software application for the administration, documentation, tracking, and reporting of training programs, classroom and online events, e-learning programs, and training content. A robust LMS should be able to do the following:[1]

  • centralize and automate administration
  • use self-service and self-guided services
  • assemble and deliver learning content rapidly
  • consolidate training initiatives on a scalable web-based platform
  • support portability and standards
  • personalize content and enable knowledge reuse.
LMSs range from systems for managing training and educational records, to software for distributing courses over the Internet with features for online collaboration. Corporate training use LMSs to automate record-keeping and employee registration. Student self-service (e.g., self-registration on instructor-led training), training workflow (e.g., user notification, manager approval, wait-list management), the provision of on-line learning (e.g., Computer-Based Training, read & understand), on-line assessment, management of continuous professional education (CPE), collaborative learning (e.g., application sharing, discussion threads), and training resource management (e.g., instructors, facilities, equipment), are dimensions to Learning Management Systems.
Some LMSs are Web-based to facilitate access to learning content and administration. LMSs are used by regulated industries (e.g. financial services and biopharma) for compliance training. They are also used by educational institutions to enhance and support classroom teaching and offering courses to a larger population of learners across the globe.
Some LMS providers include "performance management systems", which encompass employee appraisals, competency management, skills-gap analysis, succession planning, and multi-rater assessments (i.e., 360 degree reviews). Modern techniques now employ Competency-based learning to discover learning gaps and guide training material selection.
For the commercial market, some Learning and Performance Management Systems include recruitment and reward functionality.

Characteristics

LMSs cater to educational, administrative, and deployment requirements. While an LMS for corporate learning, for example, may share many characteristics with a VLE, or virtual learning environment, used by educational institutions, they each meet unique needs. The virtual learning environment used by universities and colleges allow instructors to manage their courses and exchange information with students for a course that in most cases will last several weeks and will meet several times during those weeks. In the corporate setting a course may be much shorter in length, completed in a single instructor-led event or online session.
The characteristics shared by both types of LMSs include :
  • Manage users, roles, courses, instructors, facilities, and generate reports
  • Course calendar
  • Learning Path
  • Student messaging and notifications
  • Assessment and testing handling before and after testing
  • Display scores and transcripts
  • Grading of coursework and roster processing, including wait listing
  • Web-based or blended course delivery
Characteristics more specific to corporate learning, which sometimes includes franchisees or other business partners, include:
  • Auto enrollment (enrolling Students in courses when required according to predefined criteria, such as job title or work location)
  • Manager enrollment and approval
  • Boolean definitions for prerequisites or equivalencies
  • Integration with performance tracking and management systems
  • Planning tools to identify skill gaps at departmental and individual level
  • Curriculum, required and elective training requirements at an individual and organizational level
  • Grouping students according to demographic units (geographic region, product line, business size, etc.)
  • Assign corporate and partner employees to more than one job title at more than one demographic unit

» Read More...

Kiat Sukses Mengawali Tahun Ajaran Baru

Jawaban Drs Martadi MSn

Setiap murid memiliki kenangan tentang kejadian di kelas pada waktu dulu. Mereka ingat persis bagaimana guru menangani perilaku yang bermasalah di awal tahun, bagaimana cara guru menepati janji, dan di mana guru bersikap pilih kasih. Karena masa lalu memengaruhi masa depan, guru mesti mengelola kelas dengan cara yang mendukung. Jangan melemahkan motivasi belajar siswa. Artinya, minggu pertama tahun ajaran sekolah menjadi amat penting untuk membangun prinsip pengelolaan kelas yang efektif.

Salah satu kunci mengatasinya adalah mengelola hari-hari pertama dan minggu-minggu awal masa sekolah secara cermat dan hati-hati. Mengingat, kesan awal tahun ajaran tersebut menentukan keberhasilan pembelajaran selanjutnya. Untuk itu, manfaatkan masa awal tahun ajaran ini untuk menyampaikan aturan dan prosedur yang Anda gunakan di kelas. Ajaklah murid bekerja sama untuk mematuhinya dan terlibat aktif dalam semua aktivitas pembelajaran.

Membangun ekspektasi, aturan, dan aktivitas rutin di minggu-minggu awal tersebut sangat membantu memperlancar dan memudahkan pengembangan lingkungan kelas yang positif. Berikut beberapa strategi pembelajaran yang baik untuk mengawali tahun ajaran baru.

Menciptakan ekspektasi untuk perilaku dan membuang ketidakpastian. Pada awal tahun ajaran baru, murid merasa tidak pasti tentang apa yang diharapkan dari kelas Anda. Mereka mungkin memiliki perkiraan yang berbeda dengan ekspektasi Anda. Sebab, mereka mendasarkan ekspektasi itu pada pengalamannya dengan guru lain sebelumnya. Pada hari-hari pertama sekolah, paparkan ekspektasi Anda tentang perilaku dan kegiatan murid. Jangan hanya fokus pada mata pelajaran. Luangkan waktu untuk menerangkan secara jelas dan konkret tentang aturan, prosedur, dan persyaratan kelas sehingga murid tahu apa yang harus dikerjakan di kelas.

Pastikan kepada murid bahwa mereka bisa meraih kesuksesan belajar. Pada minggu-minggu awal sekolah, mata pelajaran dan tugas harus didesain untuk memastikan murid sukses dalam mengerjakannya. Ini akan membantu murid untuk mengembangkan sikap positif dan memberi mereka rasa percaya diri untuk menghadapi tugas yang lebih sulit.

Selalu siap dan hadir. Tunjukkan pada murid bahwa mereka dapat menemui Anda kapan pun mereka butuh informasi. Selama memberi tugas mandiri atau tugas kelompok, pastikan Anda hadir, jangan pergi dari meja Anda atau menyelesaikan pekerjaan lain. Berkelilinglah di ruangan untuk memantau kemajuan murid dan membantu memberi bantuan jika dibutuhkan.

Bersikaplah tegas. Meski Anda telah memaparkan aturan kelas dan ekspektasi, beberapa murid mungkin lupa atau ada murid yang ingin menguji Anda apakah Anda siap menegakkan aturan tersebut, terutama di minggu-minggu pertama sekolah. Untuk itu, selalu bangun batas antara ''apa yang diterima'' dan ''apa yang tidak dapat diterima'' di kelas Anda. Selamat mengawali tahun ajaran baru. (*/hud)

Sumber: Jawa Pos (Sabtu, 11 Juli 2009)

» Read More...

Unesa Didik 80 Guru RSBI asal Kaltim

SURABAYA - Universitas Negeri Surabaya (Unesa) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kalimantan Timur (Dindik Kaltim) menyelenggarakan pelatihan bagi guru untuk Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional (RSBI).
Program pendidikan tersebut, merupakan program lanjutan setelah program pendampingan penyusunan grand design pendidikan provinsi Kaltim. Kini Dindik Kaltim mempercayakan Unesa untuk mendidik guru-guru di sekolah yang ada di provinsi tersebut untuk menempuh program S-2.
Kepala Dindik Kaltim, Musyahrim, mengatakan pendaftaran program tersebut dibuka sampai akhir Oktober 2011. "Sekarang kami masih menyeleksi semua peminat yang telah mendaftarkan diri, paling lama akhir Oktober ini masuk dalam tahap akhir verifikasi," ujar Musyahrim seperti dikutip laman Unesa, Senin (24/10/2011).
Musyahrim menjelaskan, "Khusus untuk guru yang mengajar di RSBI semua jenjang akan dikuliahkan S-2, dari kuota yang tersedia sebanyak 80 orang, kini jumlah pendaftarnya sudah mencapai 120 orang," lanjutnya.
Dia melanjutkan, para guru nantinya akan dikuliahkan di dua tempat di Jawa Timur, yakni 50 guru akan dikuliahkan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan 30 orang lainnya akan dikuliahkan di Universitas Negeri Malang (UM).
Untuk diketahui, selain kuliah di dua tempat tersebut, para guru RSBI itu juga akan berkuliah di Curtin University, Australia. Pembagian sistem belajar ini adalah satu tahun di Surabaya atau Malang kemudian satu tahun belajar di Australia.
Program kuliah di dua negara ini merupakan program dual degree kerja sama antara Unesa dengan Curtin University Australia yang telah disetujui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sejak dua tahun lalu, sebagai kepercayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) kepada Unesa dalam hal kerja sama internasional pada bidang akademik. (rhs)

» Read More...

Recent Post

Search